Tuesday, March 27, 2012

Resume 6 : Uang, Bank dan Penciptaan uang

Uang adalah alat tukar menukar yang digunakan oleh masyarakat. Mata uang Indonesia adalah rupiah.

Fungsi uang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Fungsi Asli

  • Alat tukar : Untuk membeli suatu barang dan jasa dengan menggunak uang, tanpa harus barter.
  • Alat satuan hitung : Dapat digunakan untuk menghitung harga sebuah barang.

2. Fungsi Turunan
  • Alat penimbun kekayaan : Seseorang yang mempunyai kelebihan uang dapat menyimpannya atau menabungnya.
  • Alat pemindah kekayaan 
  • Alat pembayaran yang ditangguhkan : Uang digunakan untk pembayaran akan masa datang.

Jenis uang ada dua, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib yang digunakan oleh masyarakat. Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan.

Nilai uang dilihat dari bahan pembuatannya :
  1. Nilai Intrinsik : Nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang
  2. Nilai NominalNilai yang tertera pada setiap mata uang.

Nilai uang dilihat dari penggunaannya :
  1. Nilai Internal
  2. Nilai Eksternal

Teori nilai uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

Macam-macam teori uang statis
  1. Teori Metalisme
  2. Teori Konvesi
  3. Toeri Nominalisme
  4. Teori Negara

Macam-macam teori uang dinamis :
  1. Teori Kuantitas
  2. Teori Persediaan Kas
  3. Teori Ongkos Produksi

Bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.
Fungsi Bank adalah temat penyimpanan uang dan tempat untuk memberikan kredit.

Jenis Bank : 
  1. Bank Sentral : Bank yang ada hanya satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di suatu negara.
  2. Bank Umum : Bank yang berdiri karena berorientasi oleh laba.

Penciptaan Uang adalah proses atau memproduksi uang yang baru. Terdapat tiga cara untuk menciptakan uang yaitu mencetak mata uang, pengadaan utang dan pinjaman dan pelonggaran kuantitatif. 

Kebijakan Moneter adalah uaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang diinginkan.

Resume 5 : Analisis Pendapatan Nasional untuk Ekonomi Tertutup Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi

 Ekonomi tertutup adalah tidak mengenal hubungan luar negeri, sehingga tidak ada kegiatan eksport-import. Secara singkat perekonomian tertutup itu adaah perekonomian yang melibatkan rumah tangga dan perusahaan (swasta).

Pendapatan nasional disebut juga dengan yield (Y). Dari sisi rumah tangga akan digunakan untk dua macam hal, yaitu :
  1. Membeli barang dan jasa
  2. Menabung

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang digunakan untuk konsumsi antara lain :
  1. Rumah tangga menerima pendapatan setelah dikurangi pajak dan potongan lainnya.
  2. Komposisi rumah tangga.
  3. Kondisi Lingkungan.
  4. Perkiraan masa depan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pendapatan yang digunakan untuk menabung :
  1. Rumah tangga menerima setelah dikurangi pengeluaran konsumsi.
  2. Tingkat bunga.
  3. Keinginan untuk berjaga-berjaga.

Inflasi adalah kenaikan harga yang berlangsung terus menerus sehingga berpengaruh dengan harga produksi.

Faktor-faktor penyebab inflasi :
  1. Inflasi tarikan permintaan : Permintaan sangat besar tetapi barang an jasa yang ditawarkan cenderung sedikit.
  2. Inflasi desakan biaya : Terjadi akibat adanya biaya produksi yang pesat.
  3. Inflasi karena pengaruh import : Terjadi akibat harga-harga di negara peng-import naik.

Inflasi bisa menjadi salah satu titik ukur negara untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.


Wednesday, March 21, 2012

Resume 4 : Struktur Pasar

Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi pembeli dan penjual dari suatu barang dan jasa tertentu.
Pasar dapat dikelompokan menjadi :

  1. Pasar Tradisional
  2. Pasar Raya
  3. Pasar Swalayan
Struktur pasar adalah penggolongan produsen menjadi beberapa bentuk dasar. Jenis struktur pasar yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.

  • Pasar persaingan sempurna : Pasar yang penjual dan pembelinya tergolong banyak. Pasar ini biasa menjual kebutuhan primer atau pasar yang menjual sembako.
  • Pasar persaingan tidak sempurna : 
    1. Pasar Monopoli : Pasar yang biasanya ditandai oleh hanya seorang produsen tunggal dan bisa mendapat keutungan diatas keutungan harga normal. Pasar ini mengahsilkan produk yang tidak ada barang subtitusinya/penggantinya. Di pasar ini juga promosi iklan tidak sangat diperlukan.
    2. Pasar Monopolistik : Struktur pasar yang para produsennya menghasilkan atau menjual barang yang  berbeda corak. Oleh karena itu terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar tersebut. Perusahaan dalam pasar monopolistik ini mudah masuk dan mudah untuk keluar juga. Keunggulan dari pasar Monopolistik adalah Pasar ini sangat mudah dijumpai oleh konsumen dikarenakan sebagian besar kebutuhan seharihari terdapat di pasar ini. Namun kelemahan dari pasar ini adalah tingkat persaingan begitu tinggi dari segi harga, kualitas, dan pelayanan.
    3. Pasar Oligopoli : Struktur pasar yang hanya sejumlah kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua output produksi. Pasar oligopoli ada dua jenis yaitu pasar oligopoli kolusif dan pasar oligopoli non kolusif. Jenis-jenis pasar oligopoli : Pasar oligopoli (pure olygopoli) murni yaitu pasar yang menjual barangnya dan bersifat identik, pasar oligopoli dengan pembedaan (diferentied oligopoly) yaitu pasar dimana barang yang dierdagangkan dapat dibedakan.

Resume 3 : Perilaku Produsen


  • Produksi : Proses menghasilkan barang dan jasa.
  • Produsen : Orang yang menghasilkan barang dan jasa.
  • Dalam produksi ada 2 faktor : 
    1. Faktor Produksi Asli (Alam) : barang yang dihasilkan dari alam.
    2. Faktor Produksi Turunan : barang yang dibuat oleh manusia atau tenaga kerja.
  • Perilaku Produsen : Proses pembuatan suatu barang dan jasa.
  • Perilaku produsen dalam kegiatan perekonomian :
    1. Bagi Masyarakat : Tanggung jawab sosial produsen kepada masyarakat.
    2. Bagi Pemerintah : Produsen merupakan partner untuk menjalankan tugas pemerintah dalam mewujudkan tatanan masyarakat.
  • Perilaku produsen dalam kegiatan produksi :
    1. Perencanaan : Faktual dan realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen,komprehensi.
    2. Pengorganisasian : Dalam pengorganisasian ini rencana dilakukan dalam sebuah dengan cara mengkoordinasi.
    3. Pengarahan : Suatu cara agar produsen bisa melakukan rencana dengan baik atau rencana bsa terwujud.
    4. Pengendalian : Proses pengontrolan yang dilakukan oleh produsen.

Tuesday, March 13, 2012

Resume 2 : Perilaku Konsumen



  • Konsumen : Seseorang yang membeli roduk atau jasa
  • Perilaku konsumen : Proses pembelian suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan


Dua wujud konsumen :

  1. Personal Consumer : Seorang konsumen membeli suatu produk dan jasa hanya untuk kepentingannya sendiri
  2. Organization Consumer : Seorang konsumen membeli suatu produk dan jasa untuk kepentingan organisasi.


Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :

  1. Faktor sosial : Grup, familly influence, roles and status.
  2. Faktor personal : Economic situation, lifestyle, Personality and self concept, age and life cycle stage, occupation.
  3. Faktor psychological : Motivation, percepton, learning. beliefs and attitude.
  4. Faktor cultural : subculture, sosial class, 
  5. Keputusan pembelian


Pendekatan perilaku konsumen :

  1. Teori Kardinal : Dapat dihitung secara nominal
  2. Teori Ordinal : Teori ini menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah mengkonsumsi dua barang yang berbeda secara bersamaan sehinggu menimbulkan kepuasan maksimal.


Perilaku konsumen Indonesia :

  1. Berpikir jangka pendek : Kebanyakan konsumen Indonesia membeli suatu barang hanya dengan berpikir singkat tidak mempertibangkan hal lainnya.
  2. Tidak terencana : Seringkali kita jumpai bahwa para konsumen indonesia membeli suatu barang tanpa direncanakan.
  3. Suka berkumpul.
  4. Gagap teknologi.
  5. Berorientasi pada konteks : Konsumen Indonesia cenderung membeli suatu barang hanya dengan melihat tampilan luar tanpa tau manfaat sebenernya barang tersebut.
  6. Suka buatan luar negeri : Tidak jarang kita jumpai konsumen Indonesia mencintai karya luar negeri, mungkin karena mengikuti trend, atau karena faktor lainnya.
  7. Beragama.
  8. Gengsi : Dikarenakan gengsi maka para konsumen akhirnya memberi suatu produk agar tidak ketinggalan jaman.
  9. Budaya lokal.
  10. Kurang peduli lingkungan.

Resume 1 : Penentuan Harga Permintaan & Penawaran

Secara ringkas permintaan menurut pendapat saya adalah seseorang yang harus memenuhi kebutuhan pokoknya dan sekundernya, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya tersebut terciptalah permintaan.
Adapun hukum permintaan tersebut adalah "Jika harga barang naik, maka permintaan turun. Dan sebaliknya, jika harga barang turun, maka permintaan akan naik". 

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan :
  1. Pendapatan Konsumen : Tidak jauh berbeda dengan hukum permintaan, pendapatan konsumen yaitu jika pendapatan konsumen naik, konsumen cenderung membeli banyak barang. Dan jika pendapatan konsumen turun, konsumen akan membeli barang lebih sedikit.
  2. Harga barang substitusi dan komplamenter : Jika harga barang substitusi naik, konsumen cenderung meminta barang lebih banyak. Barang substitusi yaitu barang pengganti, sedangkan barang komplamenter ialah barang pelengkap.
  3. Selera konsumen : Jumlah barang yang diminta akan tergantung kepada selera konsumen yang naik.
  4. Jumlah penduduk : Jumlah penduduk yang besar akan mempengaruhi permintaan meningkat.
  5. Perkiraan harga ke depan : Jika harga suatu permintaan akan naik, maka cenderung para konsumen akan membeli suatu produk hari ini.
Penawaran adalah kemampuan seoran produsen untuk menawarkan suatu produk dalam suatu tingkat harga tertentu. Hukum penawaran " Jika harga suau barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Dan jika harga barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :

  1. Biaya produksi : Biaya yang dikeluarkan dalam produksi rendah, maka jumlah barang yang dihasilkan akan banyak dan sebaliknya.
  2. Kemampuan perusahaan berproduksi : Perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menghasilkan suatu produk.
  3. Harapan perusahaan : pengusaha memiliki harapan besar, maka produk yang dihasilkan semakin besar.
  4. Ketersediaan sumber produksi : Sumber produksi tersedia, maka produksi akan semakin lancar.
  5. Jumlah barang yang diminta konsumen : Konsumen semakin meningkat maka produksinya semakin luas.

Friday, March 9, 2012

Ada yang Hilang

Jumat, 24 Februari 2012.

Kabar buruk itu datang tepat pukul 12.30 WIB, Innalillahi wainailaihi rojiun ..
Mama mendapat telfon dari seorang tante yang membawa berita duka tersebut. Gue yang abis mandi langsung tersentak kaget mendengar mama teriak-teriak tidak percaya. Ternyata berita duka tersebut datang dari keluarga gue sendiri. Dengan terbata-bata mama menjelaskan kalau ua gue yang baru sembuh dari sakitnya itu meninggal dunia.

Karena hari ini merupakann hari jumat, so keluarga gue lagi pada solat jumat. Setelah mereka pulang, mama langsung memberi kabar berita duka tersebut. Bokap kaget dan kita sekeluarga bergegas untuk ke rumah duka tepatnya di ciputat.

Kami sekeluarga berangkat dari Karawang ( rumah gue ) sekitar jam 3an karena bokap ada urusan sebelumnya yang engga bisa ditunda. Kami menuju rumah duka dengan hati yang berduka pula. Ternyata sesampainnya di jalan tol jor, tol tersebut macet total tidak bergerak sedikit pun. Dan keluarga disana udah nungguin kita datang karena jenazah akan segera disemayamkan sehabis ashar.

Panik dan jengkel itulah rasa yang kita punya saat itu, tapi bokap dengan bijak mengingatkan kaka gue yang nyetir untuk tetap hati-hati mengendarai mobilnya. Telfon pun berdering kembali dan kami pun masih terjebak macet. Akhirnya jenazah disemayamkan dan kami tidak bisa melihat beliau untuk terakhir kali. :(

Pukul 18.00 WIB kami tiba di rumah duka, sedih karena tidak bisa melihat ua untuk terakhir kali. Diam merenung dan baca doa setelah sampai dirumah beliau. Istri beliau cerita kronologis kejadiannya, ua yang selama ini sakit komplikasi sudah mulai membaik keadaannya, beliau sudah minta dibeliin pulsa untuk menelfon sanak keluarga yang jauh. Tetapi sebelum beliau meminta beli pulsa beliau ingin sekali melihat kedua kamar anaknya (mungkin sudah firasat), beliau menatap dengan kosong kamar anak-anaknya. Lalu setelah itu beliau kembali ke kamar untuk istirahat, ternyata ua hari itu emang sedang sakit diare, jadi ua bulak-balik kamar mandi sedari pagi. Pada akhirnya tepat siang hari beliau ingin ke kamar mandi, dan setelah selesai dari kamar mandi ua memanggil istrinya untuk meminta bantuan karena ua udah engga bisa bangun sendiri. Setelah istrinya dateng ua langsung di gendong untuk bangun, dan pada saat itu juga setelah ua berhasil bangun ua pingsan dipelukan istrinya, ua menatap mata istrinya dan menghembuskan nafas terakhir di pelukan sang istri tercinta.

Terenyuh mendengar cerita ua, ua sangat sayang sekali kepada keluarga dan juga istrinya. Ua sudah bisa melawan sakitnya dengan ikhlas. Ua selalu tersenyum jikalau kami menjenguk dan ua tetep selalu bercanda setiap kami datang. Ua selalu sering menggoda gue, ua selalu bilang ke gue "kapan nikah, nikah dong duluin abang" gue rasa ua ngomong gitu karena memang sekedar candaan, dan gue sangat menikmati candaan ua tersebut. Sedih karena tidak bisa melihat ua untuk terakhir kali, sedih karena engga ada yang becandain lagi, sedih karena kehilangan sesosok pemimpin dan sedih karena sudah tidak bisa berjumpa kembali.

Ua... tenang disana ya, semoga amal inadah ua di terima di sisi Allah, semoga ua bahagia disana seperti ua bahagia di dunia ini. Kami semua sayang sama ua dan kami disini sangat rindu sama ua. Kami hanya bisa memanjatkan doa untuk ua.

I always keep your smile and your joke deep in my heart <3 :)



Thursday, March 8, 2012

Perilaku Konsumen


       TEORI ORGANISASI UMUM 2
PERILAKU KONSUMEN

logo_gunadarma



Anggota Kelompok :
Ø Ahmad Fauzi                 (10110376)
Ø Bela Pratama Mulia       (11110369)
Ø Dittas Nur Azizah Putri           (12110109)
Ø Ferry Arriyadi                (12110754)
Ø Nazela Subhita               (14110931)
Ø Rian Henry                              (15110861)





Universitas Gunadarma
2012






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas Teori Organisasi Umum 2 dengan membahas Perilaku Konsumen dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
11.      Ibu guru mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
22.      Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras konsumen. Model perilaku konsumen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli.
Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku konsumen yaitu: 
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, klompok anutan (small referebce grups), dan keluarga. Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.  Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku konsumen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen. Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan dalam menyalami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.  Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.
  

1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari perilaku konsumen ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
3. Bagaimanakah pendekatan perilaku konsumen ?
4. Bagaimanakah perilaku konsumen Indonesia ?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah:
1. Untuk memenuhi tugas Teori Organisasi Umum 2
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen
3. Untuk mengetahui teori dari perilaku konsumen







BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah wujud dari konsumen
Menurut Engel (dalam Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Loudon dan Bitta (1984) mendefinisikan perilaku konsumen yaitu sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, mempergunakan barang-barang dan jasa. Menurut Peter dan Oslo (dalam Rangkuti, 2002) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan proses dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan oraganisasi dalam mendapatkan, menggunakan sesuatu produk sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya

2.2 Dua wujud konsumen 
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri. 
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
2.3.1 Faktor Sosial
a. Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c. Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
2.3.2 Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)

c. Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).

d. Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)

e. Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
2.3.3 Faktor Psychological
a. Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).

b. Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).

c. Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207)
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).


2.3.4 Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).

a. Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).

b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
2.3.5 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.

2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk.

3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)

2.4 Pendekatan Perilaku Konsumen

Pendekatan perilaku konsumen terbagi dua yaitu:
1.      Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.

2. Teori Ordinal ( Ordinal Theory )
a. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen. Asumsi-asumsi Kurva Indiferensi :
1) Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tingi tingkat kepuasannya.
2) Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.
3) Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi.
b. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka:
BL = Px.Qx + Py.Qy
c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.

2.5 10 Perilaku Konsumen Indonesia
Menurut Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:
1. Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.

2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
3 Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu  sendiri.
6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia
7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung
simbol-simbol agama.
8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun  unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.







BAB 3
 STUDI KASUS

3.1 Studi Kasus

DEMAM MOBIL NASIONAL
Pada awal tahun 2012 ini, rakyat Indonesia dikejutkan oleh wacana mengenai produk mobil nasional “Esemka”. Pada awalnya yaitu tahun 2008, yang ada adalah program standardisasi mesin peraga untuk pembelajaran para siswa SMK di Indonesia. Proyek mobil Esemka ini ditujukan untuk menambah kompetensi para siswa SMK. Walikota Solo Joko Widodo menyambut baik ide tersebut, bahkan beliau menjadikan mobil rakitan anak bangsa tersebut sebagai mobil dinasnya. Dengan kepopulerannya sebagai walikota dan publikasi luar biasa dari media, maka mobil Esemka tersebar luaskan sampai keluar kota Solo. Dengan berbagai pro & kontra, rakyat Indonesia pun penasaran akan mobil tersebut. “layakkah mobil Esemka dipasarkan ke masyarakat luas ?” 
Konsumen menyambut baik akan adanya wacana ini karena mobil Esemka ini menjadi harapan kebangkitan industri nasional. Dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar Rp 95 juta, mereka sangat antusias untuk membelinya. Sudah sekitar 5000 pemesan yang menyatakan minatnya untuk membeli mobil Esemka tersebut.
Tapi, pertimbangan apakah yang mempengaruhi konsumen untuk membeli mobil Esemka tersebut? Menurut informasi yang kami himpun, ternyata mobil Esemka tidak semua komponennya diproduksi di Indonesia. Beberapa komponen inti seperti piston, katup, sistem injeksi dan electronical control unit (ECU) atau perangkat untuk menyalakan mesin secara elektrik masih diimpor dari China. Desain mesin mobil Esemka adalah jiplakan dari mesin mobil Timor KIA Sephia. Mesin KIA Sephia  adalah model lama, karena desain mesin Timor KIA Sephia  merupakan jiplakan mesin mobil Ford tahun 1986. Sehingg, teknologinya sudah tertinggal jauh dengan produk mobil zaman sekarang. Jadi, apa yang menyebabkan mobil Esemka begitu digemari dan menjadi sebuah euforia akan lahirnya mobil nasional?
Menurut Handi Irawan D, konsumen Indonesia dalam kasus mobil Esemka dikategorikan menjadi beberapa perilaku konsumen, yaitu :
1)      Tidak terencana (dominated by unplanned behavior), yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya). Mungkin saja, konsumen Indonesia hanya ‘ikut – ikutan’ membeli tanpa tahu performa mobil tersebut. Tidak memikirkan apakah keputusan membeli mobil Esemka adalah keputusan tepat dalam menghadapi kondisi ekonomi yang mereka hadapi.
2)       Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia sangat memperhatikan gengsi.. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengan materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer. Dengan memiliki mobil Esemka, mereka mungkin terkesan mengikuti lifestyle yang sedang menjadi tren saat ini.
3)      Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Dengan adanya mobil Esemka ini konsumen ingin menunjukkan rasa nasionalisme mereka. Mereka ingin dunia tahu, Indonesia juga dapat memproduksi mobil yang dirakit oleh anak bangsa.





BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

4.2 Saran
Seharusnya perilaku konsumen khususnya orang Indonesia itu adalah utamakan memilh barang produk nasional atau buatan Negara sendiri. Seperti halnya mobil “ESEMKA” konsumen dengan sangat antusias ingin memesan produk tersebut, seharusnya dengan produk nasional lain pun seperti itu. Dan kebanyakan perilaku konsumen Indonesia itu cenderung memilih produk yang instan atau cenderung membeli produk yang keliatannya menarik saja. Jadi seharusnya para konsumen terlebih dahulu membuat anggaran belanja agar tidak tercipta sifat boros.






DAFTAR PUSTAKA

http://kminoz.wordpress.com/2011/10/09/perilaku-konsumen/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar.../Bab_2.pdf
http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html
http://www.tugaskuliah.info/2010/01/makalah-perilaku-konsumen-dalam-ilmu.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://softskillperilakukonsumen.blogspot.com/2010/10/pengertian-perilaku-konsumen.html
http://rizalrifky.blogspot.com/2010/10/memahami-perilaku-konsumen.html

  


Thursday, March 1, 2012

Semangat Baru

Malem ..
Malem-malem gini ngeshare gara-gara gak bisa tidur dan kepikiran tugas dari beliau Ibu Ira Phajar Lestari. 
Ok, langsung dimulai aja yaaa :)) cekidot!

Hari pertama diawal semester 4, gue dapet jadwal hari selasa, oke jujur gue hari itu males banget buat kuliah karena itu hari pertama dan pasti banyak anak-anak yang gak masuk. Ternyata bener aja kan, pas gue masuk anak-anak cuma ada 20an orang lah ya. Sedikit nyesel kenapa hari itu gue masuk kuliah, dan jujur gue juga benci banget sama matkul pertama yaitu akuntansi -__- . 

Ya udah ya perkenalan di awal semesternya hahhaa, sekarang masuk ke inti. Jadiii, abis matkul akuntansi itu ada matkul teori organisasi umum atau softskill. Jujur dari yang tadinya ngantuk, boring, laper, iseng, jenuh dan sebagaaaiiiinyyaaaaahhhhh jadi semangat lagi pas dosen softskill gue itu masuk *sebut saja beliau ibu Ira*. Kita para mahasiswa emang nganggep softskill itu ya sekedar gitu doang lah yaaaaww,ternyataaa jeng jeng jeng softskill kali ini sungguh teramat sangat berbeda dari softskill sebelumnya. Mengapa berbeda ? Anda ingin tahu jawabannya ? Kita tanya galileeeooo ? #apasihhh :D

Lanjuuttt, jadi kenapa gue bisa bilang ini dosen beda itu ya karena beliau tegas, sangat teramat tegas sekaleehhh. Dari awal cara beliau ngasih salam aja itu udah beda, dan ternyata bener aja kan pas beliau berbicara mengenai materi pembelajaran kami semua anak-anak menjadi diem bengong dan kaget. Pertama yang terlintas dalam pikiran gue tentang cara beliau berbicara adalah beliau seorang yang tegas dan oke jutek sepertinya hahaha :D. Cara beliau berbicara itu kalo menurut gue terlalu cepat dan terlalu menggebu-gebu. Tapi gue salut sama beliau, beliau bisa menghipnotis semua mata anak-anak dalam sekejap. Beliau bisa mengubah cara pandang kita tentang arti mata kuliah softskill yang sebenarnya. Dan beliau juga memberi semangat baru untuk kita bahwa sebenarnya softskill itu dibutuhkan untuk perkantoran apalagi jaman sekarang yang notaben nya softskill anak-anak jaman sekarang kurang baik *sok tau*. Ya intinya berkat beliau yang berbeda cara pembelajarannya dari dosen softskill yang sebelumnya gue jadi merasa termotivasi untuk mengembangkan blog gue *ya walaupun pusing juga*. Dan satu kata buat beliau GOOD JOB :D.

Well, intinya beliau seperti itu karena beliau tau bagaimana cara memperlakukan mahasiswa dengan baik dan benar hehe aminnn :D. Semoga ya semoga aja ibu dosen ini bisa diajak share dengan nyaman dan semoga aja selalu menjadi dosen yang apa adanya :)

akhir kata, wasallam, good night ! :)
Copyright 2009 GOTCHA !. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates